Ceo Tik-tok Sanggupi Syarat Kominfo


SeRiau - Manajemen aplikasi video musik itu mendatangi kantor Kemenkominfo, Kamis (5/7/2018).

Pihak Tik Tok menyanggupi persyaratan yang diajukan pemerintah tuk melepaskan blokir aplikasi berbasis video musik tersebut.

CEO Tik Tok, Kelly Zhang, mengusulkan batasan umur 16 tahun dan mematuihi peraturan tersebut.

"Kami akan comply dengan pemerintah. Kami akan meningkatkan batas umur menjadi 16 tahun," ujar Zhang seperti dilansir Tribunstyle.com dari Kompas.com, Kamis (5/7/2018).

Jika batasan umur itu resmi diberlakukan maka artis Tik Tok yang tengah viral Bowo Alpenliebe terancam tak bisa kembali bermain.

Pasalnya kini Bowo Alpenliebe baru menginjak 13 tahun.

Usia Bowo Alpenliebe yang masih tergolong ABG masuk di bawah usia yang diusulkan Zhang kepada Kominfo.

Menkominfo, Rudiantara, mengatakan ada plus minus jika batasan usia itu diterapkan.

Jika Tik Tok dibatasi mulai usia 16 tahun maka usia dibawahnmya tak bisa berkreasi lagi.

"Tapi kalau dibuka aksesnya ke anak-anak yang lebih kecil juga bakal ada masalah yang muncul. Kami ingin hindari dampak negatifnya," imbuhnya.

Tik Tok mengklim telah membersihkan konten pornografi, pelecehan agama, dan lainnya seperti yang diminta Kominfo.

Tetapi Kominfo akan mengkroscek klaim itu jika benar maka Tik Tok akan dipulihkan kembali.

"Jika memang sudah bersih, kami akan segera buka. Nggak usah tunggu besok pagi, nanti tengah malam pas pergantian hari bisa kami buka," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan komika Kemal Palevi menyangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memblokir aplikasi layanan video musik Tik Tok.

Kemal menyangkan pemerintah yang dinilai suka ambil jalan pintas jika ada aplikasi yang bermasalah.

Melalui akun Instagram pribadinya, Kemal mengatakan bahwa bukan semata-mata aplikasi yang salah melainkan user-nya.

Ia mengatakan bahwa ada jejaring sosoial yang lebih parah dari pada Tik Tok.

"Selalu ambil jalan pintas. Apa2, langsung main blokir. Buat menkominfo yang terhormat, applikasi itu gak pernah salah. Usernya yg salah."

"Tik Tok mah gak ada apa-apanya dibanding youtube, instagram, twitter, facebook, yang jauh lebih parah." ungkap Kemal melalui postingannya yang diunggah pada Selasa (3/7/2018).

Komika itu menyarankan agar pemerintah lebih menekankan tindakan edukasi kepada masyarakat.

Apalagi menurut Kemal kini pengguna media sosial banyak dihuni anak muda yang memerlukan pendekatan khusus.

"Edukasi bapak ibu, edukasi. Ini era millenial, era sosial media. Perubahan zaman, perubahan era. Harus adaptasi."

"Mau sampai kapan pakai jalan pintas, langsung blokir2. Memberikan edukasi tentang penggunaan applikasi secara bijak, secara cerdas, itu yang lebih berguna."

"Bikin campaign, bikin iklan, seperti campaign bahayanya mengunakan narkoba dan seks bebas tanpa pengaman. Kalau kayak gini terus, kapan anak2 muda mau maju, bapak ibu."

"Sedih saya. Dulu harusnya pas Awkarin sama Anya Geraldine dipanggil dan bikin pernyataan, langsung aja blokir youtube sama instagram." tulisnya.

Sejak 12 jam diunggah postingan Kemal itu disukai 51 ribu netizen.

Netizen menanggapi beragam sikap Kemal tersebut.

"Betul bang, sebenernya juga buat apa di blokir segala, Emg gua juga tau kalo tiktok ada orang yg maininnya secara negatif entah itu telanjang atau lagi bersetubuh, Tapi kembali ke akarnya aja yg akalnya gk sehat kn yg mainin bukan yg bikin app nya soo.. Buat apa susah mending datengin dan lacak orang yg mensalahgunakan tuh app dgn cara negatif. Udah kan beres gitu doang." komentar juliantoms_.

"Ini negara demokrasi , menkominfo blokir karena dapet banyak laporan dari masyarakat , menurut gue ya ini baguslah , artinya pemerintah mendengar keluh resah masyarakat, sekian." ujar akaun anti.tiktoktiktok.club. (**H)


Sumber: TRIBUNSTYLE.COM