Pilkada Serentak

Hasil Akhir Quick Count: Djarot Tumbang di Sumut


SeRiau - Hasil hitung cepat (quick count) Pilkada Sumatera Utara 2018 sudah rampung 100 persen. Data survei menunjukkan pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah unggul melawan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.

Ada 3 lembaga survei yang menggelar quick count di Sumatera Utara, yaitu SMRC, Charta Politika, dan LSI Denny JA. Semuanya menunjukkan kemenangan Edy-Ijeck. Berikut datanya:

LSI Denny JA (data masuk 100%): Edy-Ijeck: 57,12%, Djarot-Sihar: 42,88%

Charta Politika (data masuk 100%): Edy-Ijeck: 59,98%, Djarot-Sihar: 40,02%

SMRC (data masuk 100%): Edy-Ijeck: 59,98%, Djarot-Sihar: 40,02%

Drama Pencalonan Djarot

Dengan Pilgub Sumut, Djarot total sudah mengikuti 3 kali pertarungan Pilkada di 3 provinsi berbeda di Indonesia: Jawa Timur, DKI Jakarta dan Sumatera Utara. Setelah dua periode memimpin Blitar, Djarot dikirim PDIP ke DKI Jakarta untuk Pilkada 2017, namun kalah. Lalu dikirim lagi ke Sumatera Utara dan kalah lagi, meski versi quick count.

Menarik ke belakang, keputusan pencalonan Djarot di Sumut itu terbilang mendadak, karena baru mengemuka di last minute pendaftaran cagub-cawagub. Politikus PDIP itu bahkan nyaris batal jika lobi keras dengan Partai Kakbah buntu.

Meski "diimpor" dari Jakarta, di atas kertas, elektabilitas Djarot yang dipasangkan dengan pengusaha Sihar Sitorus itu bisa mengimbangi Edy-Ijeck. Meski angka Djarot-Sihar relatif lebih kecil dari duet militer-pengusaha itu.

Berbekal visi misi yang sebagiannya disalin dari visi misi di Pilgub DKI Jakarta, Djarot meyakinkan masyarakat Sumut di masa kampanye bahwa kehadirannya bisa membawa perubahan 5 tahun ke depan. 

Tak main-main, Djarot bahkan mendeklarasikan diri menjadi warga Sumut dengan membuat e-KTP beralamatkan Medan, meski keputusan ini menuai kontroversi. e-KTP pun jadi, desa-desa di Sumut disambangi, budaya batak dihayati, hingga dialog ke dialog dilakoni. Namun ternyata kurang ampuh untuk menghadapi dominasi mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi.

Setelah melihat angka quick count bergerak selalu lebih rendah dibanding Edy-Ijeck, mantan Gubernur DKI beberapa bulan itu memilih berdiam di rumah kontrakan yang selama ini jadi tempat tinggalnya di Medan. 

Lalu saat memasuki Ashar, Djarot tampak salat berjemaah bersama beberapa pria bersorban.

Ada momen saat Djarot tampak berdiam cukup lama di atas sajadah yang terhampar itu, usai salat Ashar. Pantauan kumparan, Djarot berdiam bahkan hingga 20 menit sebelum akhirnya keluar, meski irit bicara kepada wartawan.

Dalam sesi jumpa pers, Djarot mengaku mengamati hasil quick di banyak media, namun dia lebih menunggu hasil real count saksi-saksi yang Djarot-Sihar bertugas di seluruh TPS di Sumut.

"Hasil quick count kita terima, tapi kami sengaja menunggu hasil real atas dasar data C1 dari timses. Masuk sekitar 20 persen suara, jadi kita belum tahu masing-masing suara," ucap Djarot. (**H)


Sumber: kumparanNEWS