Saat Novel Baswedan Kembali Buka Suara Soal Ancaman dan 'Jenderal'


 

SeRiau- Tahun 2017 lalu, saat masih dirawat di Singapura, Novel Baswedan sempat menyebut ada oknum Jenderal Polisi yang terlibat di penyerangan terhadapnya. Berbulan-bulan berlalu, Novel kembali menyebut adanya oknum tersebut. 

Bahkan Novel menyebut oknum Jenderal yang tak ia sebut namanya itu, tak hanya terlibat dalam kasusnya, namun setiap teror yang diterima pegawai KPK. 

"Berkali kali saya sampaikan bukan sekedar saya sebagai korban, tapi kita lihat penyerangan terhadap KPK secara fisik sering terjadi, bahkan saya mempunyai keyakinan dan dugaan kuat beberapa kejadian itu pelakunya sama maksudnya oknum Polri yang terlibat jenderalnya sama," ujar Novel di lokasi penyerangan dirinya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (17/6/2018). 


"Tadi saya sampaikan dengan jelas bahwa penyerangan ini bukan satu kali. Ada ancaman pembunuhan pegawai KPK dan itu direct dan ada serangan lainya seperti menyerang safe house KPK, ada penculikan pegawai KPK dan itu diduga dilakukan pihak pihak yang sama. Ini harus diungkap," jelasnya.

Karo Penmas Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal M Iqbal meminta Novel menyebutkan siapa petinggi Polri yang dimaksud. Nantinya keterangan Novel itu akan dituangkan di berita acara pemeriksaan. 

"Kalau saudara novel punya keterangan yang dia yakini benar, silakan sebut. Kita akan tuangkan dalam BAP. Nanti penyidik akan mendalami keterangannya," kata Iqbal kepada detikcom, Minggu (17/6). 

Terkait kasus ini, Novel sempat menyampaikan rasa pesimisnya. Meski 'rela' kasus terkait pegawai pemberantas korupsi disebut kecil, namun Novel heran apabila itu disebut tak penting. 

"Saya pernah dengar pernyataan pembantu Presiden yang menyatakan bahwa Presiden tidak mungkin melihat permasalahan yang kecil-kecil. Boleh ini dianggap masalah kecil, tapi saya heran kalau ini dianggap bukan masalah penting," tutur Novel. 

Membahas kasusnya tak kunjung usai, Novel justru menyebut sempat kembali menerima ancaman sepulang menjalani pengobatan di Singapura. Namun dia tak menjelaskan lebih mengenai bentuk ancaman tersebut. 

"Secara pribadi saya sebetulnya nggak pernah bawa ini ke masalah pribadi. Itu pun saya pulang dari Singapura saya masih diancam kok. Saya pulang hari pertama tanggal 22 Februari, pelakunya di depan itu," ujar Novel. 

Sebelumnya, pada April 2018, Novel sempat mengatakan telah melaporkan sosok jenderal yang diduga berada di balik teror air keras terhadapnya ke polisi dan Komnas HAM.

"Saya melaporkan tidak hanya ke kepolisian, saya juga melapor ke Komnas HAM. Saya kira itu yang ingin saya sampaikan," kata Novel di KPK, Jakarta Selatan, Rabu (11/4). (Sumber : Detiknews.com)