Ketika Korea Utara Tak Sanggup Biayai Hotel Eksklusif Kim Jong Un di Singapura, AS Mau Patungan?


SeRiau - Akomodasi kenegaraan tentu tidak bisa dipenuhi dengan standar yang tidak tinggi, mulai dari segi keamanan dan kenyamanan. Tak heran uang ratusan juta bahkan miliaran rupiah harus dikeluarkan untuk sebuah pertemuan penting atau kunjungan seorang kepala negara.

Menariknya, dikabarkan timbul masalah baru jelang pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Kim Jong Un soal siapa yang harus membayar tagihan hotel pemimpin Korea Utara tersebut selama berada di lokasi pertemuan, Singapura.

Karena diwartakan Viva, Kim Jong Un menginginkan menginap di presiential suite hotel bintang lima, The Fullerton Hotel. Namun pihak Korea Utara tidak sanggup membayar keperluan logistik pemimpinnya itu.

Korut yang dikatakan sebagai negara kekurangan uang itu menuntut pihak lain untuk membayar tagihan hotel yang diperkirakan mencapai USD6.000 per malam atau setara dengan Rp83 juta itu. 

Singapura pun menawarkan siap memenuhi sebagian biaya pertemuan. Tanpa memberikan rincian spesifik, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan bahwa negaranya siap menanggung biaya untuk memastikan pertemuan itu sukses. "Jelas ya, tapi itu adalah biaya yang akan kami tanggung untuk memainkan bagian kecil dalam pertemuan bersejarah ini," kata Ng via The Independent.

Yang menghebohkan adalah Amerika Serikat yang dilaporkan siap membayar kebutuhan Kim Jong Un tersebut. 

Meski AS terbuka untuk memenuhi biaya tersebut, pembayaran apa pun akan melanggar sanksi Departemen Keuangan di negaranya. Karena itu Kantor Kontrol Aset Asing pun perlu menangguhkan sementara penerapan sanksi melalui pengabaian.


(Sumber: Dreamers.id)