Jejak Digital Sulit Dihapus, Hati-hatilah Berucap di Internet


SeRiau - "Mulutmu Harimaumu" mungkin di zaman digital sekarang ini bisa diganti dengan "Jarimu Harimaumu". Apabila dulu seseorang harus berhati-hati dalam berkata, sekarang seseorang harus berhati-hati dengan ketikan di media sosial. 

Ucapan secara verbal kadang tidak selalu terekam dan mudah untuk dihapus. Meskipun tidak terekam, mungkin hanya diingat oleh orang yang mendengar dan tentu saja bisa terlupakan mengingat terbatasnya memori manusia. 

Berbeda dengan ucapan, ketikan seseorang di media sosial atau situs tertentu terekam dan sulit untuk dihapus jejaknya. Pengamat keamanan internet sekaligus Information Technology Security Specialist Vaksinkom, Alfons Tanujaya mengatakan, ketikan yang menjadi jejak digital tersebut dipastikan akan berada di internet selama-lamanya. 

Alfons mengatakan jejak digital memang bisa dihapus. Namun, sekali terunggah bisa saja ketikan tersebut sudah di screenshot orang lain. Screenshot ini lantas bisa diunggah ulang oleh orang lain ke berbagai layanan chat atau sosial media lainnya.

Belum lagi apabila tautannya dibagikan media sosial. Oleh karena itu, jejak digital tidak mungkin dihapuskan. Alfons mengingatkan kecepatan penyebaran sebuah informasi di media sosial.

"Secara fisik jejak digital mungkin dihapus tetapi sesuatu yang sudah terekam kemungkinan besar sudah ada di mana mana," kata Alfons saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, Senin (4/6).

Belum lagi apabila orang tersebut merupakan seorang tokoh, atau selebritis yang pastinya diperhatikan oleh masyarakat di media sosial. Dapat dipastikan, jejak digital itu tidak bisa dihapus. 

Masyarakat yang melihat aktivitas tokoh atau selebritis di media sosial cenderung membagikan ke akun pribadinya, kemudian teman di akun medianya juga membagikannya, dan seterusnya. 

Intinya Alfons mengingat penyebaran informasi di media sosial sulit dikontrol. Bisa saja si empu yang menuliskan pendapat di media sosial sudah dihapus, namun orang lain yang membagikan postingan tersebut masih memiliki itu.

"Hampir tidak mungkin karena sekian banyak orang melihat dan bisa saja membagikan postingan tersebut. Belum lagi media sosial juga secara otomatis [mem]back up jejak digital itu," kata Alfons.

Oleh karena itu, pada era ini, Alfons mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. Alfon menegaskan lagi, jejak digital tidak dapat dihapus secara tuntas. Masyarakat diharapkan berpikir lebih sebelum menggunakan media sosial agar postingan tersebut tidak disalahgunakan dikemudian hari.

"Jadi sarannya kalau tidak mau disalah gunakan harap berhati hati meninggalkan jejak di media sosial. Jadi mungkin hari ini anda pro sayap kanan, tahu-tahu beberapa tahun kemudian jadi sayap kiri. Wah itu luar biasa akan dimanfaatkan akan berbalik ke Anda," kata Alfons. (**H)


Sumber: CNN Indonesia