Iming-iming Kursi Menteri dari Gerindra yang Ditolak Halus PD-PKB


SeRiau - Partai Gerindra mengiming-imingi jatah kursi menteri kepada Partai Demokrat (PD) dan PKB agar mau bergabung ke koalisi keummatan. PD dan PKB memberi sinyal halus penolakan akan rayuan yang disampaikan Waketum Gerindra Fadli Zon itu.

Koalisi keummatan merupakan arahan dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihabsaat bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais di Mekah, Arab Saudi. Gerindra, PAN, PKS, dan PBB menyambut baik arahan tersebut.

"Dengan PAN dengan PKS saya kira sudah bagus, sudah semakin solid. Nanti Insyaallah tentu kita harus dengan Demokrat kita ajak bicara, dengan PKB juga dengan yang lain," kata Fadli di Gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/6/2018).

Dia pun memastikan pihaknya akan memberi jabatan menteri kepada Demokrat dan PKB bila mau bergabung bersama Gerindra Cs di Pilpres 2019. Menurut Fadli, tawaran soal menteri merupakan lobi-lobi yang wajar dalam rangka power sharing.

"Biasalah itu power sharing, tidak mungkin sendirian tidak mungkin hanya ada satu yang untung. Semua harus win-win," ujar Fadli saat dikonfirmasi mengenai iming-iming jatah kursi yang akan diberikan kepada Demokrat dan PKB agar mau bergabung ke koalisi keummatan.

Demokrat pun menjawab tawaran Gerindra dengan cukup dingin. Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menekankan, partainya bukanlah partai yang mengejar kursi kabinet.

"Secara prinsipil, harus ditekankan, PD bukan partai yang mengejar-ngejar kursi kabinet," kata Rachland saat dimintai tanggapan, Senin (4/6).

Dia juga menyebut, Demokrat tak akan tergiur dengan iming-iming kursi menteri bila tak memiliki visi dan misi yang sama. Apalagi menurut Rachland, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan tokoh yang mengutamakan kepentingan negara dan rakyat daripada sekedar kursi kabinet.

"Kalau cuma bagi-bagi kursi dengan syarat partai kami harus ikut saja pada apa yang sudah ditetapkan secara sepihak, pintu kami tertutup," tegasnya.

"Pak SBY bukan Yes Man. Beliau Presiden RI ke 6 dua periode dengan keberhasilan yang nyata dirasakan rakyat," tambah Rachland.

Senada dengan Demokrat, PKB juga tak antusias menanggapi tawaran Gerindra. Wasekjen PKB Daniel Johan mengingatkan partainya saat ini tak sekadar menargetkan kursi menteri di jajaran kabinet pemerintahan. Saat ini sang ketum, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), sudah mulai running melakukan sosialisasi sebagai calon RI-2.

"Terima kasih yang dalam, tapi amanah para ulama dan kader seluruh Nusantara kepada Cak Imin adalah maju sebagai cawapres," ungkap Daniel, Senin (4/6).

Dia juga menyebut, saat ini PKB tengah gencar membuka posko untuk Cak Imin dan gerakan agar Cak Imin menjadi cawapres bagi petahana Presiden Joko Widodo yang diberi nama 'JOIN'. PKB menurut Daniel belum tertarik untuk bergabung dengan koalisi keummatan dan masih cenderung merapat ke koalisi Jokowi.

"Itu yang mendorong konsolidasi seluruh struktur hingga ke ranting terus bergerak bersama relawan-relawan dengan mendirikan puluhan ribu posko Cinta (Cak Imin untuk Indonesia) di luar posko JOIN yang juga menjamur," sebut Wakil Ketua Komisi IV DPR itu.

"Saat ini kondisi PKB seperti itu. PKB masih fokus JOIN, belum memikirkan alternatif," tambah Daniel. (**H) it


Sumber: detikNews