Survei: PDIP Dipilih karena Jokowi, Gerindra karena Prabowo


SeRiau - Charta Politika merilis survei terbaru terkait Pemilu 2019. Selain merilis soal elektabilitas capres dan cawapres, survei juga memaparkan alasan publik memilih partai politik di Pileg 2019.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengungkapkan, PDIP masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi. Berdasarkan survei tersebut, mayoritas masyarakat memilih PDIP karena mengusung Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.

"PDIP faktor utama itu karena mengusung Jokowi menjadi presiden di Pilpres 2019," ujar Yunarto di Resto Es Teler 77, Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (21/5).

Dalam temuan tersebut Charta Politika mendapati mayoritas pemilih memilih PDIP (36,4 %) karena mengusung Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Sementara mayoritas masyarakat memilih Partai Golkar karena sudah terbiasa memilih (30,1 %).

Selanjutnya, mayoritas masyarakat memilih PKB karena dianggap mewakili aspirasi Nahdatul Ulama (36,0%). Lalu untuk Gerindra, mayoritas publik memilih karena partai tersebut mengusung Prabowo Subianto di Pilpres 2019 (39,6%).

Sementara itu Partai besutan Surya Paloh NasDem mayoritas dipilih masyarakat karena tertarik dengan program partai (26,7%). PKS mayoritas dipilih karena dianggap mewakili aspirasi umat Islam (48,6). 

PPP juga dipilih karena mewakili aspirasi umat Islam (42,1%) serta PBB juga dipilih karena dianggap mewakili aspirasi umat Islam (23,1%). PAN mayoritas dipilih karena dianggap mewakili aspirasi Muhammadiyah (21,1%).

Kemudian, Perindo dipilih karena sosok Hary Tanoesoedibyo (37,8%). Demokrat dipilih karena figur SBY (38,9%). Hanura dipilih karena sosok Wiranto (36,4%). PSI dipilih karena tertarik sosok Grace Natalie (33,4%). Serta alasan memilih Partai Garuda karena tertarik program partai (33,3).

Survei dilakukan pada 13-19 April 2018 melalui wawancara tatap muka secara langsung. Jumlah sample sebanyak 2000 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan metode multistage random sampling. Dengan margin of eror 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (**H)


Sumber: kumparanNEWS