Risma: Bukan Anak Teroris Saja yang Trauma, Teman Sekolahnya Juga


SeRiau - Para orang tua pelaku rentetan aksi bom bunuh diri di Surabaya dan sekitarnya, melibatkan anak-anaknya. Wali Kota Tri Rismaharini berpendapat, hal itu tentu mengguncang psikis anak-anak yang selamat dan teman-teman sebaya mereka. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh kumparan, teman sekolah anak-anak dari bomber gereja Surabaya terguncang psikisnya. Mereka ketakutan, sebab mengira teman sekelas mereka terlibat dalam serangan teror. 

"Saya mohon maaf, yang trauma bukan anak teroris saja, itu teman sekolahnya juga ketakutan," ungkap Risma di lokasi penggerebekan teroris di Tandes, Surabaya, Selasa (15/4).

Risma memastikan Pemkot Surabaya akan memberi pendampingan dan perhatian ekstra untuk mengatasi trauma dan ketakutan anak-anak itu. Ada tim khusus yang akan dibentuk pihaknya, bekerja sama dengan kepolisian.

"Makanya dengan kapolres akan bentuk (tim) untuk tangani itu," ucap Risma. 

Empat orang anak menjadi korban doktrin orang tua mereka Dita Oeprianto dan Luji Kuswati, pelaku bomber gereja. Satu keluarga itu tewas setelah meledakkan diri di tiga gereja pada Minggu (13/5).

Terduga bomber bunuh diri Mapolresta Surabaya, Tri Murtiono, juga mengajak ketiga anaknya saat melakukan aksi keji tersebut. Tri beserta istri dan dua anaknya tewas dalam kejadian itu. Sedangkan anak bungsunya selamat dan tengah menjalani perawatan.

Selanjutnya terduga teroris Anton Ferdiantono, yang juga tewas bersama istri dan satu anaknya, saat polisi menyergap tempat tinggal mereka di Rusun Wonocolo, Sidoarjo. Sedangkan dua anak mereka lainnya selamat namun mengalami luka-luka. (**H)


Sumber: kumparanNEWS