Pakar Penerbangan Global Simpulkan Pilot Sengaja Jatuhkan MH370


 

SeRiau-  Rute terakhir yang dilalui pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 telah diperiksa ulang oleh para pakar penerbangan global dan hasilnya membuat ngeri. Hasil pemeriksaan ulang ini berpotensi menjadi jawaban bagi misteri hilangnya pesawat yang membawa 239 orang, empat tahun lalu itu.

Seperti dilansir news.com.au, Senin (14/5/2018), dalam program acara Australia, 60 Minutes, yang ditayangkan Minggu (13/5) malam waktu setempat, diungkapkan bahwa pilot Kapten Zaharie Amad Shah diduga kuat merupakan penyebab jatuhnya MH370.

Menurut instruktur dan pilot senior Boeing 777, Simon Hardy, pesawat MH370 digunakan pilot Zaharie dalam misi pembunuhan-bunuh diri atau murder-suicide. Pilot Zaharie diyakini secara sengaja menerbangkan pesawat jenis Boeing 777-200ER ini untuk mengudara di atas wilayah Penang (Malaysia) yang merupakan kampung halamannya, untuk memberikan 'salam perpisahan emosional'. 

 
Dari Penang, pilot Zaharie mengarahkan pesawat ke Samudra Hindia bagian selatan, tepatnya ke lokasi yang 'tidak akan pernah bisa ditemukan'. Hardy mengklaim dirinya mendapat temuan meyakinkan setelah merekonstruksi rute penerbangan yang ditempuh pilot Zaharie dari radar militer.


Zaharie, sebut Hardy, sengaja terbang di sepanjang perbatasan Malaysia dan Thailand untuk menghindari terdeteksi oleh radar militer. Dari hasil analisis, MH370 terdeteksi terbang masuk dan keluar wilayah udara kedua negara itu. Disebutkan juga oleh Hardy bahwa transponder (transmitter responder) MH370 tiba-tiba mati saat pesawat terbang di sepanjang perbatasan.

"Saat pesawat terbang melintasi Thailand dan Malaysia, pesawat menyusuri perbatasan, yang berkelok-kelok di bawah perbatasan, artinya pesawat masuk dan keluar dari dua negara itu, yang menjadi yurisdiksi mereka. Jadi menara kontrol kedua negara tidak terganggu dengan keberadaan pesawat misterius ini. Karena pesawat itu, 'Oh, sudah pergi. Pesawat tidak lagi ada di wilayah kami'," jelasnya.

Hardy menyebut, manuver MH370 sebelum menghilang jelas sangat disengaja. "Jika Anda menugaskan kepada saya untuk melakukan operasi dan berusaha membuat (Boeing) 777 menghilang, saya tentu akan melakukan hal yang sama. Sejauh yang saya ketahui, pesawat terbang sangat akurat dan saya pikir itu berhasil, karena kita tahu, faktanya, bahwa militer tidak datang dan mencegat pesawat itu," imbuhnya.


Soal rute penerbangan yang menyimpang jauh dari rute seharusnya dan mengapa pesawat sempat 'menukikkan salah satu sayap' di atas wilayah Penang sebelum berputar tajam dan mengarah ke selatan selama 6 jam lalu menghilang, Hardy punya jawabannya: agar pilot Zaharie bisa melihat kampung halamannya untuk terakhir kali. 

"Saya menghabiskan banyak waktu berpikir soal apa yang terjadi, apa ada alasan teknis untuk ini? Dan setelah dua bulan, tiga bulan memikirkannya, saya akhirnya mendapat jawaban -- seseorang melihat ke luar jendela. Itu mungkin salam perpisahan emosional untuk kota asalnya," ucap Hardy merujuk pada pilot Zaharie.

Hardy merupakan salah satu dari sejumlah pakar penerbangan yang muncul dalam program '60 Minutes' yang mengulas tragedi MH370. Pakar lainnya adalah Larry Vance, mantan penyidik senior Badan Keselamatan Transportasi Kanada. Vance mengaku yakin mengetahui apa yang terjadi pada MH370. Disebutkan Vance, pilot MH370 'membunuh dirinya sendiri' dan membawa pesawat ke lokasi paling terpencil agar 'menghilang'. 

"Sangat disayangkan, dia (pilot Zaharie) juga membunuh semua orang di pesawat dan dia melakukannya secara sengaja. Dia membawa pesawat itu ke sebuah tujuan awal, tempat yang telah direncanakannya untuk ditempuh dan dia terbang selama 6 jam untuk mencapainya," ujar Vance.


Hal senada diungkapkan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull secara tak diduga pada tahun 2016, dengan menyebut 'kemungkinan besar pilot pesawat merencanakan peristiwa mengejutkan ini'. Sedangkan pengacara yang mewakili 9 korban MH370 dan MH17, John Dawson, baru-baru ini menuturkan kepada News Corp Australia bahwa bukti-bukti mengarah pada salah satu awak pesawat yang bertanggung jawab atas tragedi ini. 

"Pesawat mungkin mengalami pengurangan tekanan, orang-orang tewas akibat sesak napas, ini pembunuhan yang direncanakan. Ini sungguh direncanakan. Jenazah korban tidak pernah ditemukan," sebutnya.

Namun terlepas dari berbagai analisis, motif pilot Zaharie bunuh diri dan menewaskan 239 orang lainnya belum diketahui. Upaya pencarian MH370 yang sempat dihentikan, kembali dilanjutkan sejak Januari tahun ini. Upaya pencarian ini dijadwalkan akan diakhiri pada pertengahan Juni mendatang. Pemerintah Malaysia sendiri masih bungkam soal dugaan keterlibatan pilot Zaharie.

( Sumber : Detiknews.com)