Sri Mulyani, Ranking Utang RI Naik Versi Moody's

Menteri Keuangan Sri Mulyani

SeRiau - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, kenaikan sovereign rating (rating upgrade) bagi Indonesia, dari Baa3 positive outlook menjadi Baa2 stable outlook (setara dengan level BBB) yang diberikan lembaga pemeringkat Moody’s merupakan sebuah pengakuan. Dengan demikian, Indonesia sudah mendapat peringkat Baa2/BBB dari empat lembaga, yakni Fitch (Desember 2017), JCRA (12 Februari 2018), R&I (7 Maret 2018), dan Moody’s.

"Ini suatu pengakuan bahwa kita mengelola APBN secara sangat hati-hati, karena kita mengumpulkan uang dari perekonomian, masyarakat dan membelanjakannya dengan hati-hati. Dengan demikian kita akan mencoba agar uang APBN, uang kita semuanya bermanfaat sebesar-besarnya bagi rakyat," ujar Menkeu Sri Mulyani yang dikutip dari laman resmi. 

Dalam laporannya, Moody’s menyatakan bahwa peningkatan rating ini didukung antara lain oleh kerangka kebijakan Pemerintah dan otoritas lainnya yang lebih kredibel dan efektif dalam mendukung stabilitas kondisi ekonomi makro. Menurut Moody’s, kebijakan fiskal yang lebih hati-hati serta kebijakan moneter yang kondusif dapat meredam tekanan yang bersumber dari internal maupun eksternal.

Terkait hal tersebut, Menkeu mengungkapkan prinsip kehati-hatian, akuntabilitas dan transparansi merupakan kunci. Ia juga menegaskan bakal terus menjaga APBN yang merupakan instrumen untuk bisa melindungi ekonomi Indonesia dan rakyat Indonesia dari setiap guncangan, namun tetap menjaga agar dia tetap sestainable.

"Saya melihat bahwa Moody menyampaikan bahwa kebijakan dari sisi fiskal dianggap disiplinnya cukup baik dan bahkan kalau dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki investment grade yang sama seperti Spanyol, Kolombia, Filipina, Bulgaria, India, Italia atau Panama. Indonesia memiliki tingkat utang pemerintah yang tetap di bawah negara-negara tersebut," paparnya. 

Moody’s juga menilai bahwa membaiknya diversifikasi basis ekspor turut mendukung terjaganya stabilitas perekonomian, khususnya dalam perbaikan defisit neraca transaksi berjalan. Selain itu, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan stabil serta sistem perbankan yang sehat turut menjadi catatan positif dalam kenaikan rating Indonesia.

Dari sisi fiskal, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang selalu berada di bawah 3 persen menjadi indikasi disiplin Pemerintah dalam menjaga keberlangsungan dan kesehatan fiskal. Berdasarkan hasil proyeksi Moody’s, dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan akselerasi belanja produktif, tingkat utang Pemerintah Indonesia akan tetap di bawah negara lainnya yang berada dalam kelompok investment grade.

"Apa yang disampaikan oleh lembaga pemeringkat Moody yang mengatakan bahwa kerangka kebijakan perekonomian pemerintah kredibel dan efektif. Ini merupakan konfirmasi bahwa pemerintah berupaya terus untuk memperbaiki kebijakan agar kredibel dan efektif untuk membangun ekonomi Indonesia, menciptakan pertumbuhan, kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan serta kesenjangan," terang dia. 

Hal ini menunjukkan optimisme pihak eksternal terhadap kesehatan fiskal Indonesia, baik saat ini maupun pada masa yang akan datang. Berdasarkan definisi rating Moody’s, peringkat Baa2 berarti surat berharga yang diterbitkan Indonesia ada dalam kategori “moderate credit risk” dan “medium grade”. (**H)


Sumber: SINDONEWS.com