Mendag Ancam Importir Daging yang Jual di Atas Rp 80 ribu per Kg


SeRiau - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan Presiden Joko Widodo telah meminta agar pihaknya harus dapat menyediakan stok daging sapi dengan harga Rp 80 ribu per kg guna menghadapi momen ramadhan-lebaran mendatang.

"Saya laporkan ke bapak Presiden, untuk daging segar yang bisa mencapai harga Rp 80 ribu per kg sulit, yang tersedia adalah frozen meat atau daging beku," ujar Enggar saat menggelar Rapat Koordinasi Kesiapan Hari Besar Keagamaan Nasional jelang puasa dan Lebaran 2018 di Gedong Pracimartono Komplek Kepatihan Yogyakarta Jumat 6 April 2018.

Untuk mengatasi terbatasnya stok daging segar ini, Enggar menuturkan pemerintah saat ini menyiapkan stok daging beku kerbau dari India dan juga daging beku sapi dari Australia, Meksiko dan Spanyol. Pemerintah kini juga menjajaki untuk menyediakan stok daging sapi beku dari Brazil.

Dari stok daging beku ini, ujar Enggar, pemerintah bisa mengejar agar stok daging yang tersedia bisa tercapai harga jual Rp 80 ribu per kg kepada konsumen.

Enggar mengatakan dua hari lalu, Rabu 4 April 2018, pihaknya telah mengundang seluruh importir daging Indonesia. Kepada para importir tersebut, Enggar menegaskan kementerian hanya akan memberikan ijin impor jika daging itu khususnya bagian paha depan, sampai di tangan konsumen dengan harga maksimal Rp 80 ribu per kg.

"Kalau tidak bisa (ke tangan konsumen dengan harga Rp 80 ribu), kami tidak akan pernah beri izin impor," ujarnya.

Enggar mengaku mengetahui, jika dengan kebijakan itu importir tak akan merugi. Sebab harga daging karkas dengan paha depan sapi dari Australia misalnya, saat sampai di Indonesia hanya Rp 68.350 per kg. Masih ada selisih untuk memberi untung para importir.

"Apalagi kalau daging paha depan itu dicampur dengan jeroan jeroan," ujarnya.
Hanya saja, ujar Enggar, untuk masyarakat memang perlu edukasi bahwa daging beku pada dasarnya lebih sehat dan higienis dibanding daging segar.

"Hotel hotel dan restoran besar hampir tidak mungkin memakai daging segar untuk masakannya untuk menjaga kualitas," ujarnya.

 

sumber TEMPO.CO