Gerindra: Pilpres 2019 Bukan Pertarungan Gatot Nurmantyo


SeRiau - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa, membenarkan adanya pertemuan Ketua Umum Prabowo Subianto dengan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pada awal Februari 2018. Ia menepis anggapan pertemuan tersebut untuk membahas ihwal kemungkinan calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden 2019.

“Sesama tentara itu saling menghormati. Kalau capres, Gatot tidak bisa begitu, dia harus matang betul dan Pak Gatot perlu melakukan sosialisasi,” ujar Desmond di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu 28 Februari 2018. Namun, ia meyakini masyarakat menginginkan adanya presiden baru pada 2019.

Ia pun menilai pertemuan Gatot dan Prabowo bukan kali pertama. Menurut Desmond, hubungan keduanya telah terjadi ketika di TNI Angkatan Darat, begitu pula dengan hubungan Prabowo dengan Jenderal Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan. “TNI AD itulah yang membuat mereka dinamis,” ujarnya.

Partai Gerindra, kata Desmond yang juga anggota Komisi Hukum itu pun, masih meminta kejelasan terkait keputusan Gatot pasca-memasuki pensiun pada 31 Maret 2018, apakah akan masuk ke politik atau tidak. Namun, soal peluang Gatot maju dalam Pilpres 2019, Desmond berujar, “Ruang hari ini bukan pertarungan dia. Harusnya dia melihat ini sesuatu hal yan lain,” katanya.

Partai Gerindra ada kemungkinan mengusung kembali Prabowo dalam Pilpres 2019. Bahkan Gerindra menyatakan telah mengantongi setidaknya 15 nama, baik dari parpol maupun nonparpol, untuk disandingkan menjadi cawapres Prabowo.

Nama Gatot Nurmantyo menjadi salah satu nama yang masuk radar Gerindra. Meski begitu, menurut Desmond, partainya belum akan memperhitungkan Gatot untuk maju dalam Pilpres 2019 sebagai calon presiden. “Salah kalau saya memperhitungkan Gatot, sama saja tidak menghormati dan tidak mengikuti keputusan rakernas,” katanya. Desmond berpendapat kader Gerindra akan mengutamakan pimpinan partai untuk maju dalam pilpres.


sumber TEMPO.CO