Mega Diserang Hoax Larangan Azan, PDIP: Masyarakat Harus Pandai


SeRiau - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lagi-lagi diserang hoax soal larangan azan. PDIP meminta masyarakat lebih pandai dalam menyaring informasi.

"Hoax itu membodohi masyarakat, hoax itu memecah-belah, menimbulkan rasa benci satu sama lain. Masyarakat seharusnya lebih pandai menyaring info untuk dirinya masing-masing dan tidak menyebarkan berita kalau diragukan kebenarannya apalagi yang jelas-jelas hoax," ujar Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Parreira kepada wartawan, Minggu (18/3/2018).

Andreas mengatakan PDIP selalu diserang hoax. Menurutnya, hoax sangat 'akrab' dengan PDIP, sejak zaman Orde Baru.

"Di zaman Orba dulu, PDI Perjuangan menjadi korban kekerasan militerisme, sekarang PDI Perjuangan menjadi korban fitnah dan hoax," ucapnya.

Anggota Komisi I DPR itu meminta masyarakat tak gampang menyebarkan hoax. Sebab, hoax menurutnya dapat merusak bangsa.

"Hoax itu merusak dan memecah belah bangsa ini. Pasti bukan kulturnya PDI Perjuangan," ungkap Andreas.

Sebelumnya, Guru SMA di Pematang Pasir, Tanjung Balai, Lampung, Rukiyah meminta maaf kepada PDIP karena menyebarkan berita palsu alias hoax tentang Megawati Soekarno Putri. 

Akun Twitter PDIP Sumatera Utara, @PDIPSumut, mengunggah foto Rukiyah yang meminta maaf di hadapan para guru tempat mengajarnya dan murid-muridnya. Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari membenarkan cuitan @PDIPSumut itu.

Eva mengatakan, Rukiyah menyebarkan hoax di depan kelas saat mengajar murid-muridnya. Kader PDIP setempat pun berang dan menuntut Rukiyah meminta maaf langsung.

"Baguslah anak-anak nggak langsung minta dikriminal, langsung suruh minta maaf aja dan itu kan karena kalau nggak salah dia nyebarinnya di depan kelas, kan ndak bener itu menyampaikan, parah gitu loh," ucap Eva saat dihubungi. 

 

Sumber detikNews