Tanah di Jakarta Setiap Tahun Turun 7 Cm, Ini Kata Pengamat


SeRiau - Fenomena penurunan permukaan tanah secara signifikan hingga mencapai 7 sentimeter setiap tahunnya memang cukup meresahkan. Bahkan, untuk wilayah pesisir penurunan permukaan tanah mencapai 20 sentimeter per tahun.

Penyebabnya adalah pengambilan air tanah dalam secara berlebihan yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan besar. Bukan menjadi hal yang tidak mungkin lagi bila Jakarta pun akan tenggelam jika tidak segera dicarikan solusinya.

Pengamat Perkotaan, Agus Susanto mengatakan, meskipun pelaku eksploitasi air tanah dalam tersebut didominasi oleh perusahaan besar, bukan tidak berarti sikap individu di Jakarta tidak turut menyumbang penurunan permukaan tanah.

"Sekarang di Jakarta hampir enggak ada tanah terbuka, semuanya sudah diplester. Sikap masyarakat juga individualis. Sebenarnya ini juga menjadi salah satu penyebab fenomena itu terjadi," ujar Agus kepada Okezone, Sabtu (17/3/2018).

Lanjut Agus, masyarakat Jakarta pun harus segera disadarkan dengan kondisi ini. Seluruh stakeholder harus dilibatkan untuk menanggulangi fenomena penurunan permukaan tanah tersebut.

"Masyarakat harus dibina, di rumahnya bisa bantu untuk membuat biopori, enggak butuh lahan yang besar kok. Kecil juga bisa. Atau bikin sumur resapan, air hujan itu ditampung lalu dibuang ke tanah. Ke tanah loh bukan ke selokan supaya tidak lari ke laut sehingga cadangan air tanah dalam bisa pulih," ungkapnya.

Menurut Agus, gerakan tersebut tentunya harus difasilitasi oleh Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, masyarakat Jakarta pun tampaknya akan bergeming jika upaya penanggulangan tersebut tidak digaungkan.

"Disini peran pemerintah, buat peraturan baru untuk tiap permukiman atau apartemen itu buat biopori atau sumur resapan. Kalau tidak dari gerakan kecil ya akan susah, terus disosialisasikan, masyarakat diajak untuk ambil bagian menjaga lingkungan," paparnya.

Hal senada pun dikatakan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Anies, rusaknya lingkungan di Jakarta khususnya air tanah juga karena ulah warga yang tinggal di Jakarta.

"Ini tidak bisa kita anggap semata-mata sebagai fenomena alam. Ini adalah akibat dari perbuatan kita, semua warga manusia yang tinggal di ibu kota ini," ujarnya.

Anies menjelaskan, ia bersama tim pengawas akan selalu melakukan razia di gedung-gedung di Ibu Kota. Sehingga, nanti seluruh gedung mempunyai sumur resapan dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah yang sesuai dengan prosedur.

"Jumlahnya ada 5 tim yang kemudian kalau dijumlah keseluruhan ada sekitar 50-an. 50 orang ini mewakili 10 juta penduduk di Jakarta yang mengharapkan airnya digunakan lebih baik," pungkasnya.

 

sumber Okezone