Warna-Warni Budaya Indonesia di Karnaval Cap Go Meh 2018


SeRiau - Masyarakat Tionghoa biasa memperingati perayaan Cap Go Meh atau tradisi yang dilakukan di hari ke-15 pasca Tahun Baru China. Salah satu perayaan yang cukup besar tahun ini dilangsungkan di kawasan Glodok, Jakarta, pada Minggu (4/3) dalam bentuk karnaval budaya.

Diramaikan ribuan masyarakat DKI Jakarta, karnaval Cap Go Meh yang digelar kali kedua sejak 2016 ini mengusung tema keberagaman budaya Indonesia. Selain tentunya menonjolkan ragam kesenian asli Tionghoa seperti Barongsai dan Liong, karnaval ini turut dimeriahkan dengan budaya asli Indonesia dari berbagai daerah.

Keragaman itu ditunjukan dengan pembukaan acara melalui penampilan Marching Band dari Remaja Mesjid Istiqlal. Setelah diselingi dengan sambutan dari beberapa pihak, karnaval budaya ini lantas dilanjutkan dengan pawai pertunjukan Barongsai dan Liong mengikuti di belakang. Hanya saja, pasca pawai resmi dimulai acara begitu saja dilepas tanpa ada panduan dari penyelenggara tentang budaya-budaya yang ditampilkan.

Berdasarkan pantauanCNNIndonesia.com, menyusul pertunjukan Barongsai, Reog Ponorogo ikut memberi penampilan. Penampilan tersebut cukup disambut antusias tinggi dari masyarakat. Terlebih masyarakat diizinkan untuk berfoto bahkan menaiki Reog tersebut.

Kendati demikian, pawai tampak kurang rapi karena kurangnya penjagaan dan tidak ada batas untuk para penonton menikmati acara. Penonton membaur begitu saja. Bahkan, bus Transjakarta yang masih beroperasi melalui jalur dilangsungkannya acara tampak mengganggu kenikmatan penonton untuk menyaksikan karnaval budaya.

Sesekali terdengar sorakan penonton yang terhalang bus Transjakarta kala melintas.

"Aduh, ini busway-nya udahan dong. Katanya ditutup," keluh penonton.

Sepanjang acara, sejak pukul 13:00-17:00 WIB Jalan Hayam Wuruk dan Gadjah Mada memang ditutup dari untuk dilalui kendaraan. Hanya saja, tampaknya itu tidak berlaku untuk transportasi umum seperti Transjakarta.

Selain Reog Ponorogo, ragam kesenian dari berbagai daerah di Indonesia turut unjuk gigi. Mulai dari tari-tarian asal Papua, Sisingaan dari Jawa Barat, kemudian Ondel-ondel khas Betawi, hingga beberapa mobil hias.

Ketua Dewan Pembina Acara Charles Honoris sempat menyampaikan pada pembukaan karnaval bahwa suguhan ragam budaya ini untuk menjadi narasi untuk menonjolkan keberagaman di Indonesia.

"Kita sebagai anak bangsa punya kewajiban menjaga keragaman di Indonesia karena itu kekayaan Indonesia. Termasuk Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa sudah ada di bumi nusantara ratusan tahun sehingga Cap Go Meh tidak dapat dilepaskan dari budaya nusantara," katanya.

Karnaval budaya Cap Go Meh 2018 berpusat di depan LTC Glodok Jakarta dengan panggung cukup besar berdiri tepat di depannya. Nantinya, karnaval ini melakukan pawai budaya menelusuri Jalan Hayam Wuruk ke arah Harmoni, lalu putar balik di depan Gadjah Mada Plaza, menelusuri Jalan Gadjah Mada dan akan berakhir di depan Green Central City. 

Sumber CNN Indonesia