PBB Sebut Korut Suplai Senjata ke Suriah dan Myanmar

  • by Redaksi
  • Sabtu, 03 Februari 2018 - 18:27:31 WIB

SeRiau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan terbaru mengungkapkan bukti-bukti kerja sama militer antara Korea Utara (Korut) dengan Suriah dan Myanmar. Korut dicurigai membantu program senjata kimia di Suriah dan menyuplai rudal balistik ke Myanmar.

Laporan terbaru itu disusun panel PBB yang beranggotakan para pakar yang menyelidiki Korut. Disebutkan laporan itu bahwa Suriah dan Myanmar melanjutkan kerja sama dengan korporasi KOMID milik Korut, yang juga pengekspor utama persenjataan. KOMID masuk dalam daftar hitam PBB untuk entitas yang dijatuhi sanksi.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2018), panel PBB ini mengungkap ada lebih dari 40 pengiriman via kapal laut yang tidak dilaporkan antara Korut dengan perusahaan cangkang (front company) untuk Dewan Penelitian Kajian Ilmiah Suriah atau CERS. Pengiriman terjadi periode tahun 2012-2017. CERS disebut sebagai institut penting untuk program senjata kimia Suriah. 

Penyelidikan oleh panel PBB ini mengungkapkan 'bukti baru penting' terkait kerja sama militer Korut dengan Suriah. Termasuk juga sedikitnya tiga kunjungan oleh sejumlah teknisi Korut ke Suriah pada tahun 2016.

Laporan PBB itu menyebutkan bahwa kunjungan delegasi teknisi Korut ke Suriah pada Agustus 2016 melibatkan proses 'serah terima sejumlah katup penahan khusus dan termometer (alat ukur suhu) yang biasa digunakan dalam program senjata kimia'. 

Salah satu negara anggota PBB bahkan memberitahu panel para pakar bahwa para teknisi Korut itu terus bekerja di fasilitas senjata kimia dan rudal milik Suriah, khususnya yang ada di Barzei, Adra dan Hama. Namun dalam pembelaannya, Suriah menuturkan kepada panel PBB bahwa sama sekali tidak ada teknisi Korut di wilayahnya.

Sementara itu terkait Myanmar, dugaan keterlibatan Korut diungkapkan oleh salah satu negara anggota PBB yang tidak disebut namanya. "Sistem rudal balistik dari (Korut) selain (menerima) sejumlah senjata konvensional, termasuk peluncur roket dan rudal darat-ke-udara," demikian bunyi laporan PBB soal persenjataan yang diterima Myanmar dari Korut.

Disebutkan laporan PBB itu bahwa para diplomat Korut, khususnya perwakilan perdagangan, terus memberikan dukungan logistik persenjataan dan membantu mengatur pertukaran teknisi militer. Meskipun sanksi untuk Korut diperluas dan diperketat, Korut tetap melanggarnya. 

"Ekspansi rezim (Korut) belum tertandingi oleh niat politiknya (untuk mematuhi sanksi)," tegas para pakar PBB dalam laporan itu.*#

Sumber: detiknews.com