Karimun Butuh Lebih Dari 1000 Hektare Lahan Pertanian


KARIMUN, SeRiau - Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan, Pemkab Karimun membutuhkan lahan seluas lebih dari 1000 hektare untuk pengembangan komoditas pertanian dari jenis bumbu dapur, seperti bawang merah, cabe dan banyak lagi.

Kebutuhan akan lahan itu setelah dia mengikuti rapat gabungan bersama Dirjen Holtikultura di Jakarta sekitar dua pekan lalu. Sehingga setelah itu maka dia merincikan sekurang-kurangnya dibutuhkan 300 sampai 500 hektare untuk bawang merah, selain itu jagung manis 500 hektare.

"Pada saatnya nanti hasil panen yang kita tanam ini akan bisa ekspore keluar, tapi kita tunggu eksen dari tim yang turun mengecek kondisi dan struktur tanah kita. Setelahnya tim dari pusat itu nanti akan membawa eksportir yang sudah bekerjasama dengan pemerintah pusat," ucap Rafiq.

Dia mengakui bahwa Kabupaten Karimun memang tidak bisa melakukan pencetakan sawah secara bresar, alasannya Karimun yang terdiri dari gugusan pulau-pulau sehingga lebih cocok dikembangkan komoditas holtikultura sepersayur-sayuran, jagung, bawang, cabe dan lainnya.

Dengan bantuan dari pemerintah untuk perluasan areal pertanian, maka Kabupaten Karimun juga akan mendapatkan bantuan alat pertanian seperti traktor dan banyak lagi, yang saat ini sedang diurus oleh Dinas Pertanian.

"Kalau lahannya kita konsep secara terpisah-pisah. Ada di Buru, ada di Pulau Karimun. Kalau di Pulau Karimun lahannya kita fokuskan sekitar Guntung Darussalam Kecamatan Meral Barat. Termasuk di Pulau Gunung Papan, daerah Tanjungbatu Kecil Kecamatan Buru. Termasuk juga di Pulau Belat dan Pulau Kundur. Realisasinya dalam tahun ini akan kita kembangkan, kita berharap mudah-mduahan ini bisa mendorong dan menimbulkan minat masyarakt sehingga terpacu," jelasnya.

Untuk persiapan awal menurutnya, Pemkab Karimun hanya menyiapkan lahan, selain itu disediakan dari pemerintah psuat mulai dari bibit dan sebagianya. Kemudian lahan milik kelompok tani akan menjadi sasaran dalam pengembangan pertanian dan akan terpisah di hampir semua pulau-pulau.

Kalau sudah berhasil menurut Rafiq, tidak perlu berbicara ekspor dan harus ditargetkan untuk swasembada pangan khusus lokal terlebuh dahulu. Jika berbicara ekspor tapi sementara kebutuhan lokal belum terpenuhi maka akan sangat disayangkan. Intinya bagiamana ketahanan pangan kita terpenuhi setelahnya baru akan dilakukan ekspor.

Sedangkan kesiapan petani sudah dikoordinasikan melalui Dinas Pertanian dan dinyatakan siap. Semua kelompok tani akan dilibatkan dan jumlahnya cukup banyak. Kalau beberapa waktu lalu akan didorong dengan skala besar tapi lahan belum mencukupi. Namun dengan adanya ekportir yang ditunjuk oleh pemerintah pusat maka ini harus dapat dimanfaatkan.

"Kita khawatirnya ketika panen raya pemerintah tidak sanggup mengambil barangnya, kasihan petani kan. Tapi kalau sudah ada eksportir yang mampu dan mau untuk ini kita dorong, maka pemerintah daerah siap bekerjasama dalam pengembangan pertanian di Kabupaten Karimun," tutupnya.(*)