Disdik Gelar Sosialisasi

Para Kepsek Diingatkan Jauhi Pungli Jelang Penerimaan Siswa Baru


KARIMUN, SeRiau - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Bakri Hasyim mewanti-wanti agar semua sekolah tidak melakukan pungutan liar yang dapat merugikan diri sendiri maupun institusi pendidikan. Apa lagi saat ini sudah memasuki masa penerimaan siswa baru, sehingga perlu disampaikan agar tidak melanggar aturan dan tidak terkena operasi tangkap tangan (OTT).

Peringatan keras itu pun disampaikannya dalam kegiatan sosialisasi pungutan liar (pungli) di sekolah dalam menghadapi penerimaan peserta didik, Rabu (31/5) di Gedung Nasional, yang diikuti seluruh kepala SD sampai SMA sederajat se Kabupaten Karimun, dengan jumlah lebih dari 200 orang.

Menurut Barki, tujuan dari sosialisasi yang dilaksanakan itu adalah untuk memberikan pemahaman kepada para kepala skeolah tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan pungli, apa batasan-batasan yang bisa dikategorikan tidak tergolong pungli, sehingga melalui sosialisasi tersebut dapat dijadikan pedoman bagi kepsek maupun Dinas Pendidikan dalam menghadapi penerimaan siswa baru.

"Sosialisasi ini juga akan memberikan pencerahan bagi sekolah untuk dapat terus meningkatkan kreatifitas dan inovasi di sekolah masing-masing. Seperti contoh ada sekolah yang telah menjalankan infaq Rp1000. Uang yang terkumpul ini bertujuan membangun sarana yang belum sempat dibangun oleh pemerintah. Seperti WC, musholla dan lainnya," ucap Bakri.

Untuk itu dia mengajak kepada para kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat menamkan sikap ikhlas. Hal itu pun diyakni memang telah tertanam dalam diri masing-masing para guru, karena sampai saat ini tidak ada guru yang menggelar demonstrasi meski gaji mereka kecil, mulai dari Rp1 juta sampai Rp1,5 juta dan tidak ada yang mengeluh.

"Kadang-kadang saya sedih juga saat berakhir masa pendidikan anak-anak ada wali murid yang punya rizki lebih, lalu diberikan kepada guru-guru sebagai tanda terimakasih karena telah mendidik anak mereka. Dari SD mereka tidak bisa baca tulis lalu lulus dan ada sisipan amplop yang berisikan Rp100 ribu. Ini pun dipersoalkan dan apakah itu termasuk pungli, saya sedih sekali," kata Bakri seraya meneteskan air mata.

Kendati demikian para guru tetap ikhlas mentrasnferkan ilmu yang dimiliki kepada para siswa siswi, agar menjadi anak yang lebih baik dimasa mendatang.

"Sebenarnya memang sudah ada aturannya tidak boleh memungut untuk proses penerimaan siswa baru, tapi sebatas mana aturan itu yang harus kita laksanakan disekolah, apakah sama dengan kegiatan diluar, apakah sama dengan dinas instansi lain. Kegiatan ini pun memang kita fokuskan dulu kepada penerimaan siswa baru dan ini salah satu materi yang akan kita tanyakan nanti kepada narasumber dari Tim Saber Pungli di Polres Karimun," ujar Bakri.

Dalam kesempatan itu Barki pun mengajak para kepala sekolah untuk tetap bersemanga dan jangan pernah mundur selagi apa yang dilaksanakan untuk kepentingan sekolah. Jika ragu maka nanti akan berdampak kepada jiwa yang tidak inovatif, tidak kreatif dan hanya diam saja karena takut.

Sementara Bupati Karimun Anur Rafiq menanggapi, bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun tidak perlu bersedih, karena tidak sendirian dan banyak yang akan bersama-sama membantu. Maka semua peserta dari para Kepsek harus memanfaatkan momen sosialiasi tersebut, tanyakan kepada para narasumber tentang apa yang telah dan akan dilaksanakan disekolah agar tidak melanggar aturan.

"Yang harus sedih adalah kalau ada guru atau kepsek yang terkena OTT dan saya yang paling sedih. Karena pasti dianggap saya yang tidak bisa membina. Maka dari itu manfaatkan sosialisasi ini dengan baik, perbanyak lah bertanya," pesan Rafiq.(*)